Aku terus menguatkan langkahku ,
dan akhirnya aku berlari sambil menangis menembus kerumunan orang orang menuju
parkiran mobilku. Mencari mobilku, mengaduk aduk tas mencari kunci,
menemukannya, membuka mobil, dan menyetir, menyetir sambil berurai air mata.
Sesampainya di rumah, Lina
mengirimkan ku pesan bahwa dia memintaku untuk memegang acara di sukabumi, sebuah
acara pernikahan , aku diminta untuk menjadi mc di acara tersebut. oh Tuhan
baru saja aku mengalami patah hati, mengapa eventnya itu wedding ? Tidak bisa
kah event lain ??
“Halo Lin,. Ga bisa diganti Lin
gw, jangan wedding ?? yang lain gitu ?? “
“Loh , koq tumben banget lu minta
ganti Sy ?? Lu kan paling suka kalo di kasih pegang mc di wedding ?? “ Tanya
Lina heran.
“Tapi kali ini gw ga mau Lin,
bisa ga tuker gitu ?? “
“Ga bisa Sisy, lu yang terbaik
buat megang mc di wedding loh menurut si boss . Ada apa sih ?? Lagi galau ?? “
“Nggak, ya udah deh, ok deh kapan
sih itu ?? “
“Minggu depan. Lu kedengerannya
ga sehat, sakit Sy ? “
“Nggak, gag sakit koq gw, Sisy
kan daya tahan tubuhnya tinggi Lin. Hahahah… Sisy gitu sakit ?? “
“Hmm -___-, narsis, ya udah deh ,
sori yah dadakan seminggu gini, gw yakin sih lu pasti bisa, udah sering kan
dadakan dadakan begini ?? “tanya Lina meyakinkan.
“Iya, jadi gw sekarang ke kantor
donk?? “
“Menurut lu ??? “
“Ok boss.. “
Saat itu aku pun langsung
meluncur ke kantor , dengan fikiran berantakan atas peristiwa tadi, aq memaksakan diri untuk bekerja, yah aku
rasa aku bisa jika tetap berkonsentrasi.
Dua minggu kemudian. Kantor,
17.00
Aq dapat mengerjakan pekerjaan ku
dengan lancar, meski ada beberapa kali aku terpergok melamun , aku masih belum
bisa percaya hubunganku dengan Matthew berakhir, padahal aku sendiri yang minta
putus, tapi kenapa jadi aku yang tidak mempercayai semua ini.
“Sy, dari tadi BB lu bunyi terus
tuh , “ Tami. Manager di kantor ku menegur, Tami, seorang wanita berketurunan
cina , cantik, smart, adalah manager yang baik, dia tidak pernah terlalu keras
padaku, dan tidak pernah terlalu lembut juga, dan kami tak terlihat seperti atasan dengan bawahannya karna dia tidak pernah mau di panggil ibu olehku.
“Iya, gw lagi di wc tadi . “
sahutku, ketika kulihat data panggilan, Matthew
menelepon ku tiga kali, ada apa yah ?? Bukankah sudah dua minggu ini
lost contact, mungkin hanya masalah bisnis dan prospek, aku pun mengirimkan
pesan padanya.
“Matt, untuk sementara, gw ga jalanin bisnis dulu, kerjaan di kantor
lagi banyak banget dan gw banyak handle event besar. Gw off dulu. Thanks “
Matt hanya menjawab “ ok “ dan
dia mengirimkan pesan jika, dia bisa menjalani hidupnya tanpa diriku, dan dia
memang belum bisa melupakan Hera. Jangan tanya bagaimana perasaanku membaca
pesan itu, haruskah pesan seperti itu di kirimkan padaku ?? Aq marah, sangat
marah, egoku tergoncang , dan aku bertekad aku harus melupakannya. Harus..
“Sy, dari siapa sih ?? koq
keliatannya emosional banget ?? “ tanya Tami.
“Temen mi, oya si Lusi kan ga
masuk yah , gimana kalo gw aja yg ngisi dia acara yang seharusnya di mc in sama
dia mi ??”
“Yakin ?? Gw sih ga masalah ,
Cuma itu kan event ultah seventeenan gitu , lu mw ?? “
“Iya gpp mi, terus yang masih kosong mc nya apa lagi mi ?? gw mw donk
isi, “
“ada nih, wedding 5 , sama pensi
gitu 2, itu masih kosong, mc lain udah pada keisi semua sih , gw baru mw
tawarin lu. “ kata Tami
“Ya udah gw ambil semua mi, itu
kayak biasa ? ga berbarengan kan waktunya ?”
Tami melongo. Mungkin dia bingung
kenapa aq menjadi sangat bersemangat.
“Sy, lu serius ?? Mau ambil
sebanyak gini, Soalnya kita emang lagi rame di wedding, gara gara lu juga
sih, Ya kalo lu kuat sih gpp gw, ini
soalnya yang biasa handle tuh Andre sma Kevin, cuma mereka udah padet banget
tadinya gw mw tawarin lu yang wedding 3 an lah, sisanya gw cari freelancer, “
“Gpp mi. gw sanggup koq. “
“ok deh kalo gitu. Lu harus
prepare dari sekarang loh “
Aku menyanggupi dan sejak saat
itu tak ada hari tanpa bekerja, aku begitu focus bekerja karna hanya dengan
bekerja aku bisa sedikit melupakan Matthew. Jam tidurku pun terpakai untuk
pekerjaan, untuk menjaga kondisi tubuhku agar tidak cepat drop, untunglah aku
memiliki stok vitamin yang cukup untuk mencegahku dari kelelahan berlebihan,
namun sepertinya pilihanku untuk membebankan pekerjaan terlalu banyak untuk
melupakan Matthew bukan tindakan yang bijaksana. Karna setiap aku mencoba untuk
melupakannya, aku semakin tidak bisa menghapus bayangannya dari hidupku.
***
Matthew sedang menenggak gelas
tequila ke enam nya ketika seseorang merebut gelas tersebut dari samping.
Seseorang itu tidak lain dan tidak bukan adalah Hera. Hera yang baru mendengar
bahwa Sisy telah meminta putus dari Matthew tidak menyia nyiakan kesempatan ini
begitu saja, dia langsung mencari tahu keberadaan Matthew saat itu juga, dan
menemuinya. Matthew tidak dapat menerima dia putus dari Sisy, hal ini ia
lampiaskan dengan minum tequila di sebuah diskotik di Jakarta Selatan, dia tidak habis pikir mengapa Sisy meminta
putus darinya, selama ini Matthew menganggap Sisy bisa mengimbanginya dan baik
baik saja, dia tidak murung atau tertekan menjadi kekasihnya , dia juga
tidak mempermasalahkan bisnisnya, karna
dia pun menjalankan bisnis yang sama, memang belakagan ini Matthew tidak terlalu
banyak meluangkan waktu untuk Sisy, namun dia tidak menyangka Sisy akan
mengambil tindakan sejauh ini. Dan , apa sebenarnya yang ada di otaknya saat
Sisy menangis, dan bodohnya dia saat mengatakan bahwa dia meng iya kan
keputusan Sisy. Terbayang di benaknya wajah Sisy yang menangis, kegugupannya, kekecewaanya dan
ketegarannya. Ya, gadis itu memang berbeda dari semua gadis yang pernah mampir
dalam hidupnya selama ini.
Matthew tidak mengerti apa yang
di rasakannya selama dua bulan setelah kejadian itu, dia tidak bisa melupakan
Sisy barang sedetik , ya walau sedetik kenangan tentang gadis itu masih sangat
membekas di kalbunya, dan tiap mengingat kejadian itu, hatinya bagai di iris-
iris , sakit, dan kehilangan.. ingin rasanya dia menemui Sisy untuk meminta
penjelasan sebenarnya, alasan Sisy waktu itu masih tidak cukup untuk membuatnya
mengerti keputusan gadis itu. Namun sudah dua bulan ini Sisy sangat sibuk dan
tidak dapat di temui, selain itu pesan Sisy yang menyatakan bahwa dia akan off
dulu menjalankan bisnis , membuatnya terpukul, pastilah itu karna putusnya dia
dengan Sisy, apakah Sisy juga merasa kehilangan ?? Dan dia tidak ingin
mengganggu Sisy, selain itu rasa ego yang bercokol dalam diri Matthew
membuatnya tidak pernah menggunakan handphone nya untuk menghubungi Sisy.Seharusnya,
dia menghentikan Sisy untuk pulang sendirian waktu itu ,seharusnya, dia tidak
meng iya kan Sisy, seharusnya, dia mencegah gadis itu pergi dari sisinya.
Seharusnya.. seharusnyaa.. tapi dia tidak melakukan hal itu.
“Matt, udah donk minum tequila
nya, ini udah banyak banget . “ kata Hera sambil menyingkirkan botol tequila.
Matthew mendongak, mendapati Hera yang dengan cemas menatapnya.
“Lu ?? ngapain ke sini ?? tahu
dari mana gw di sini ?? “ tanya Matt sinis.
“Gw denger dari Rendy lu sering
ke sini dan lu ga bisa di ajak pulang sebelum mabuk , Matt, please.. jangan
kaya gini yah.. gw khawatir lu sakit.. “ kata Hera… sambil membelai bagian
belakang kepala Matt.
“Her.. bisa tinggalin gw ?? gw ga
minta lu untuk peduli sama gw Her. Gw lagi pengin sendiri “ kata Matt, dengan
nada yang sama.
“Lu, begini gara gara Sisy kan ??
“ tanya Hera.
“Bukan. Jadi , lu udah tahu
semuanya ?? “ tanya Matt , sambil menuang tequila nya ,ke dalam gelas.
“Iya, gw tahu, Matt.. gw rasa
Sisy memang hanya menginginkan status aja sama lu, apalagi bisnis lu udah besar
kan , siapa sih yang ga mau sama seorang Matthew ?? “ kata Hera. Hera
mengatakan itu agar Matt membenci Sisy.
“Hera.. sebenernya apa tujuan lu
?? Untuk apa lu ikut campur urusan gw sama Sisy ?? Kemana si Yun Joo pria
pujaan lu itu ?? Lebih baik lu sekarang pulang . “ Matthew berkata- kata tanpa
menatap mata Hera.
“Matt.. gw udah ga sama Yun Joo
lagi dan gw sadar sekarang, gw terlahir cuma buat lu begitupun sebaliknya . Gw
mau balik lagi sama lu Matt. “ Hera menjelaskan dengan sepenuh hati. Dia sangat
menginginkan Matt untuk kembali berada di sisinya. Setelah dia mendapatkan Matthew, dia tak akan
melepaskan Matthew lagi. Tidak akan.
Matthew hanya diam dan terus
menenggak tequillanya. Ketika Hera mengambil botolnya, Matthew merebutnya
kembali dengan sangat keras hingga Hera terjatuh.
“Gw udah bilang gw cuma mau
sendiri saat ini Hera. Gw ga mau di temenin siapapun.. gw ga mau balikan lagi
sama lu“ Siapapun.. siapapun kecuali…
gadis itu..
Hera bangun dengan tertatih dan
terus menunggui Matt selesai dengan tequilanya. Sampai akhirnya , pria itu tidak
tahan dengan semua yang telah di minumnya dan tidak sadarkan diri. Hera membawa
Matt yang tidak sadarkan diri itu ke apartemennya. Hera telah memiliki rencana
sempurna untuk menghancurkan hubungan Sisy dan Matt sampai tidak berbekas.
***
“Laniii.. gw minta foto – foto yang
di wedding kemaren donk.. ini customer ada yang minta, mau yang sama gw . Mana
yah ?? “ aku bertanya sambil menahan penat, tapi aq malas berdiam diri dan
beristirahat karna dengan begitu aku akan segera mengingat Matthew.
“Sy, gw aja yang urus kenapa sih
?? Lu yakin sampe foto aja masih lu yang urus ?? udah lah lu udah cape banget
tahu ga , gw liat lu aja cape Sy. Udah
gpp lah , ini kita yang handle. Lu udah terlalu banyak bantuin yang bukan
bagian lu. “
“Kalian kan butuh bantuan , EO
kita kan lagi rame banget, gpp lah. Toh cuma foto doank kann.. ? udah mana sini
fotonya. “ Jawabku enteng, walau aku merasa penglihatanku semakin kabur.
Handphone sisi berbunyi.
Panggilan dari Hera. Ada apa lagi Hera meneleponku ?? seharusnya dia sudah tahu
aku sudah putus dengan Matthew. Bukankah dia seharusnya sudah puas ?? Namun aku
ngin semuanya cepat berakhir. Aku memutuskan mengangkat telepon dari Hera.
“Halo .. “ sapaku agak malas.
“Hai Sisy, gw sekarang di depan
kantor lu, bisa ketemu sebentar, ada hal penting yang mau gw omongin. “
“Ga bisa lewat telepon aja Her ??
gw lagi sibuk . “ jawabku singkat.
“Ow.. jadi sekarang , lu takut
nemuin gw ?? Atau malu karna lu ga bisa bertahan sama Matthew ?? “ tanya Hera
dengan sinis.
Mendadak darahku mendidih, lelah sudah aku
menanggapi gadis ini, dengan sekali pertemuan ini pasti segalanya akan segera
selesai. Ok, aku akan menemuinya untuk terakhir kalinya
“Ok, her gw ke sana , setelah ini
gw minta lu jangan dateng tiba tiba ke kantor gw tanpa ada appointment . Tunggu
gw . “
“Ok.. “ jawab Hera dan telepon di tutup.
Hera memakai tank top pink dengan
cardingan berwarna senada, jeans pendek dan sepatu cats. Dia sudah tersenyum
dari jauh, yah .. senyum nya semacam senyum kemenangan. Kemudian dia mengambil secarik foto dari dalam tasnya.
“Lu terlihat.. kacau Sy, oiya gw
lupa … lu dari dulu kan memang berantakan yah. Susah sih kalo gadis kampung,
mau kaya apa juga tetep kampung. “
“Mau lu tuh apa sih ?? kalo lu cuma
mau ngehina gw , sorry gw banyak urusan , “ kataku sambil melangkahkan kaki
hendak pergi, namun Hera menahanku
“Eit, gitu aja koq marah deh. Gw
sama Matt udah balikan, kemarin dia nginep di apartemen gw, nih fotonya “
katanya sambil menunjukkan foto itu kepadaku
Darahku berdesir kencang, mataku
sanget berkunang- melihatnya, mendadak dadaku seperti dihantam ribuan palu
besi.. sakit..Foto ini.. foto ini, Matt dan Hera berpelukan di atas satu tempat
tidur..
“Ohh.. congrats yah.. jadi lu menyesali
keputusan lu dulu untuk ninggalin Matthew dan sekarang balikan lagi sama dia ??
Ada lagi yang mau lu omongin sama gw ?? Gw ga punya banyak waktu. “ kataku,
berusaha terlihat tegar, dan sama sekali tak terpengaruh dengan foto itu, walau
sebenarnya hatiku remuk, dan hancur, bukan hanya berpelukan , namun Matt
bertelanjang dada dan Hera pun hanya memakai bra.. Foto yang mengerikan
untukku. Jadi apakah arti hubungan dia dengan Matthew selama dua tahun ini ??
Pelampiasan kah ?? Namun aku tidak boleh
memperlihatkan kekecewaaku di depan Hera. Karna itu yang sangat di inginkan
Hera.
“Aneh, kenapa dia ga sedih atau kecewa yah, sial kenapa responnya
seperti ini ?? Kalo kaya gini gw ga usah
khawatirin apa apa lagi. “ kata Hera dalam hati.
“Hera.. ada lagi gak ?? gw ga
punya banyak waktu.. “ ulangku.
“Nggak ada cuma itu aja, dan
jangan kaget kalo nanti lu dapet kabar kalo gw sama Matthew akan segera menikah.
Nanti gw fikirin dulu deh mau undang lu atau nggak”
“Whatever you say, “ kataku
sambil melangkah pergi. Dia tidak sadar foto itu masih berada dalam genggamannya.
“Ok.. bye bye.. “ sahut Hera,
dengan puas.
Aku tidak dapat menahan
perasaanku ketika dia masuk kembali ke kantor,aku tidak dapat percaya bahwa
Matthew melakukan hal itu, baru dua bulan sejak kami putus, tapi dengan
mudahnya dia .. dia.. kembali ke pelukan Hera.
Dengan cepat aku masuk ke dalam
toilet dan menangis sekeras – kerasnya di depan westafel, saat itu sangat sepi
dan karyawan lain masih meeting. Pandanganku mendadak kabur, aku melihat keran
westafel jadi dua, dan gelapp..
“Lan.. Sisy mana ?? Gw mw meeting
sama dia nih. Kinerja dia dipuji semua customer. Gw tadi liat dia ke toilet, tapi
koq ga balik balik yah , udah setengah jem lebih dia ke toilet ?? “
“Umm.. tadi sih setahu gw dia
nemuin Hera di luar, kalo lu bilang dia ke toilet ya berarti udah balik, coba
gw cek ke toilet. “ kata Lani sambil melangkahkan kakinya ke toilet.
Sesampainya Lani di toilet betapa
terkejutnya dia melihat Sisy tergolek lemah di atas lantai dengan wajah sepucat
mayat, dengan air mata menghiasi kedua pipinya.
“Sisy !!!,, Ya Tuhan.. Sy, bangun
sy.. lu kenapa ?? Sisy.. Tamiiiiiiiiiiii, Lusiiiiiiiiiii, Rickooooooo, siapapun
tolong gw.. “ Lani berteriak.. panic sambil mengambil kepala Sisy dan
merebahkannya diatas pangkuannya, tangannya menepuk nepuk pipi Sisy lembut. Merasa
tak ada yang mendengar Lani mengambil handphonenya dan menelepon Tami.
“Tamm.. Sisy pingsan di toilet ,
cepet panggil ambulan atau siapapun , detak jantungnya lemah banget Tam,,
cepet.. “ kata Lani dengan panikk
“Hah ? Pingsan ?? ok ok.. lu
tunggu disitu jangan kemana mana Lan” kata Tami sembil memencet extension ambulan.
Tak berapa lama kemudian Sisy pun
di bawa kerumah sakit, dan dokter mengatakan Sisy sudah sangat lemah dan kritis
jika tadi terlambat membawanya ke rumah sakit, mungkin Sisy tidak tertolong.
Sisy kelelahan dan stress, juga Sisy tidak mengkonsumsi makanan dengan baik ,
di tambah beban pekerjaan yang banyak , kurang istirahat , menjadikannya drop
dan pingsan.