Selasa, 07 Agustus 2012

Putus ?? - 2


Aku terus menguatkan langkahku , dan akhirnya aku berlari sambil menangis menembus kerumunan orang orang menuju parkiran mobilku. Mencari mobilku, mengaduk aduk tas mencari kunci, menemukannya, membuka mobil, dan menyetir, menyetir sambil berurai air mata.
Sesampainya di rumah, Lina mengirimkan ku pesan bahwa dia memintaku untuk memegang acara di sukabumi, sebuah acara pernikahan , aku diminta untuk menjadi mc di acara tersebut. oh Tuhan baru saja aku mengalami patah hati, mengapa eventnya itu wedding ? Tidak bisa kah event lain ??
“Halo Lin,. Ga bisa diganti Lin gw, jangan wedding ?? yang lain gitu ?? “
“Loh , koq tumben banget lu minta ganti Sy ?? Lu kan paling suka kalo di kasih pegang mc di wedding ?? “ Tanya Lina heran.
“Tapi kali ini gw ga mau Lin, bisa ga tuker gitu ?? “
“Ga bisa Sisy, lu yang terbaik buat megang mc di wedding loh menurut si boss . Ada apa sih ?? Lagi galau ?? “
“Nggak, ya udah deh, ok deh kapan sih itu ?? “
“Minggu depan. Lu kedengerannya ga sehat, sakit Sy ? “
“Nggak, gag sakit koq gw, Sisy kan daya tahan tubuhnya tinggi Lin. Hahahah… Sisy gitu sakit ?? “
“Hmm -___-, narsis, ya udah deh , sori yah dadakan seminggu gini, gw yakin sih lu pasti bisa, udah sering kan dadakan dadakan begini ?? “tanya Lina meyakinkan.
“Iya, jadi gw sekarang ke kantor donk?? “
“Menurut lu ??? “
“Ok boss.. “ 
Saat itu aku pun langsung meluncur ke kantor , dengan fikiran berantakan atas peristiwa tadi,  aq memaksakan diri untuk bekerja, yah aku rasa aku bisa jika tetap berkonsentrasi.

Dua minggu kemudian. Kantor, 17.00
Aq dapat mengerjakan pekerjaan ku dengan lancar, meski ada beberapa kali aku terpergok melamun , aku masih belum bisa percaya hubunganku dengan Matthew berakhir, padahal aku sendiri yang minta putus, tapi kenapa jadi aku yang tidak mempercayai semua ini.
“Sy, dari tadi BB lu bunyi terus tuh , “ Tami. Manager di kantor ku menegur, Tami, seorang wanita berketurunan cina , cantik, smart, adalah manager yang baik, dia tidak pernah terlalu keras padaku, dan tidak pernah terlalu lembut juga, dan kami tak terlihat seperti atasan dengan bawahannya karna dia tidak pernah mau di panggil ibu olehku.
“Iya, gw lagi di wc tadi . “ sahutku, ketika kulihat data panggilan, Matthew  menelepon ku tiga kali, ada apa yah ?? Bukankah sudah dua minggu ini lost contact, mungkin hanya masalah bisnis dan prospek, aku pun mengirimkan pesan padanya.
“Matt, untuk sementara, gw ga jalanin bisnis dulu, kerjaan di kantor lagi banyak banget dan gw banyak handle event besar. Gw off dulu. Thanks “
Matt hanya menjawab “ ok “ dan dia mengirimkan pesan jika, dia bisa menjalani hidupnya tanpa diriku, dan dia memang belum bisa melupakan Hera. Jangan tanya bagaimana perasaanku membaca pesan itu, haruskah pesan seperti itu di kirimkan padaku ?? Aq marah, sangat marah, egoku tergoncang , dan aku bertekad aku harus melupakannya. Harus..
“Sy, dari siapa sih ?? koq keliatannya emosional banget ?? “ tanya Tami.
“Temen mi, oya si Lusi kan ga masuk yah , gimana kalo gw aja yg ngisi dia acara yang seharusnya di mc in sama dia mi ??”
“Yakin ?? Gw sih ga masalah , Cuma itu kan event ultah seventeenan gitu , lu mw ?? “
“Iya gpp mi, terus yang  masih kosong mc nya apa lagi mi ?? gw mw donk isi, “
“ada nih, wedding 5 , sama pensi gitu 2, itu masih kosong, mc lain udah pada keisi semua sih , gw baru mw tawarin lu. “ kata Tami
“Ya udah gw ambil semua mi, itu kayak biasa ? ga berbarengan kan waktunya ?”
Tami melongo. Mungkin dia bingung kenapa aq menjadi sangat bersemangat.
“Sy, lu serius ?? Mau ambil sebanyak gini, Soalnya kita emang lagi rame di wedding, gara gara lu juga sih,  Ya kalo lu kuat sih gpp gw, ini soalnya yang biasa handle tuh Andre sma Kevin, cuma mereka udah padet banget tadinya gw mw tawarin lu yang wedding 3 an lah, sisanya gw cari freelancer, “
“Gpp mi. gw sanggup koq. “
“ok deh kalo gitu. Lu harus prepare dari sekarang loh “
Aku menyanggupi dan sejak saat itu tak ada hari tanpa bekerja, aku begitu focus bekerja karna hanya dengan bekerja aku bisa sedikit melupakan Matthew. Jam tidurku pun terpakai untuk pekerjaan, untuk menjaga kondisi tubuhku agar tidak cepat drop, untunglah aku memiliki stok vitamin yang cukup untuk mencegahku dari kelelahan berlebihan, namun sepertinya pilihanku untuk membebankan pekerjaan terlalu banyak untuk melupakan Matthew bukan tindakan yang bijaksana. Karna setiap aku mencoba untuk melupakannya, aku semakin tidak bisa menghapus bayangannya dari hidupku. 

***

Matthew sedang menenggak gelas tequila ke enam nya ketika seseorang merebut gelas tersebut dari samping. Seseorang itu tidak lain dan tidak bukan adalah Hera. Hera yang baru mendengar bahwa Sisy telah meminta putus dari Matthew tidak menyia nyiakan kesempatan ini begitu saja, dia langsung mencari tahu keberadaan Matthew saat itu juga, dan menemuinya. Matthew tidak dapat menerima dia putus dari Sisy, hal ini ia lampiaskan dengan minum tequila di sebuah diskotik di Jakarta Selatan,  dia tidak habis pikir mengapa Sisy meminta putus darinya, selama ini Matthew menganggap Sisy bisa mengimbanginya dan baik baik saja, dia tidak murung atau tertekan menjadi kekasihnya , dia juga tidak  mempermasalahkan bisnisnya, karna dia pun menjalankan bisnis yang sama, memang belakagan ini Matthew tidak terlalu banyak meluangkan waktu untuk Sisy, namun dia tidak menyangka Sisy akan mengambil tindakan sejauh ini. Dan , apa sebenarnya yang ada di otaknya saat Sisy menangis, dan bodohnya dia saat mengatakan bahwa dia meng iya kan keputusan Sisy. Terbayang di benaknya wajah Sisy yang  menangis, kegugupannya, kekecewaanya dan ketegarannya. Ya, gadis itu memang berbeda dari semua gadis yang pernah mampir dalam hidupnya selama ini.
Matthew tidak mengerti apa yang di rasakannya selama dua bulan setelah kejadian itu, dia tidak bisa melupakan Sisy barang sedetik , ya walau sedetik kenangan tentang gadis itu masih sangat membekas di kalbunya, dan tiap mengingat kejadian itu, hatinya bagai di iris- iris , sakit, dan kehilangan.. ingin rasanya dia menemui Sisy untuk meminta penjelasan sebenarnya, alasan Sisy waktu itu masih tidak cukup untuk membuatnya mengerti keputusan gadis itu. Namun sudah dua bulan ini Sisy sangat sibuk dan tidak dapat di temui, selain itu pesan Sisy yang menyatakan bahwa dia akan off dulu menjalankan bisnis , membuatnya terpukul, pastilah itu karna putusnya dia dengan Sisy, apakah Sisy juga merasa kehilangan ?? Dan dia tidak ingin mengganggu Sisy, selain itu rasa ego yang bercokol dalam diri Matthew membuatnya tidak pernah menggunakan handphone nya untuk menghubungi Sisy.Seharusnya, dia menghentikan Sisy untuk pulang sendirian waktu itu ,seharusnya, dia tidak meng iya kan Sisy, seharusnya, dia mencegah gadis itu pergi dari sisinya. Seharusnya.. seharusnyaa.. tapi dia tidak melakukan hal itu.

“Matt, udah donk minum tequila nya, ini udah banyak banget . “ kata Hera sambil menyingkirkan botol tequila. Matthew mendongak, mendapati Hera yang dengan cemas menatapnya.
“Lu ?? ngapain ke sini ?? tahu dari mana gw di sini ?? “ tanya Matt sinis.
“Gw denger dari Rendy lu sering ke sini dan lu ga bisa di ajak pulang sebelum mabuk , Matt, please.. jangan kaya gini yah.. gw khawatir lu sakit.. “ kata Hera… sambil membelai bagian belakang kepala Matt.
“Her.. bisa tinggalin gw ?? gw ga minta lu untuk peduli sama gw Her. Gw lagi pengin sendiri “ kata Matt, dengan nada yang sama.
“Lu, begini gara gara Sisy kan ?? “ tanya Hera.
“Bukan. Jadi , lu udah tahu semuanya ?? “ tanya Matt , sambil menuang tequila nya ,ke dalam gelas.
“Iya, gw tahu, Matt.. gw rasa Sisy memang hanya menginginkan status aja sama lu, apalagi bisnis lu udah besar kan , siapa sih yang ga mau sama seorang Matthew ?? “ kata Hera. Hera mengatakan itu agar Matt membenci Sisy.
“Hera.. sebenernya apa tujuan lu ?? Untuk apa lu ikut campur urusan gw sama Sisy ?? Kemana si Yun Joo pria pujaan lu itu ?? Lebih baik lu sekarang pulang . “ Matthew berkata- kata tanpa menatap mata Hera.
“Matt.. gw udah ga sama Yun Joo lagi dan gw sadar sekarang, gw terlahir cuma buat lu begitupun sebaliknya . Gw mau balik lagi sama lu Matt. “ Hera menjelaskan dengan sepenuh hati. Dia sangat menginginkan Matt untuk kembali berada di sisinya.  Setelah dia mendapatkan Matthew, dia tak akan melepaskan Matthew lagi. Tidak akan.
Matthew hanya diam dan terus menenggak tequillanya. Ketika Hera mengambil botolnya, Matthew merebutnya kembali dengan sangat keras hingga Hera terjatuh.
“Gw udah bilang gw cuma mau sendiri saat ini Hera. Gw ga mau di temenin siapapun.. gw ga mau balikan lagi sama lu“  Siapapun.. siapapun kecuali… gadis itu..
Hera bangun dengan tertatih dan terus menunggui Matt selesai dengan  tequilanya. Sampai akhirnya , pria itu tidak tahan dengan semua yang telah di minumnya dan tidak sadarkan diri. Hera membawa Matt yang tidak sadarkan diri itu ke apartemennya. Hera telah memiliki rencana sempurna untuk menghancurkan hubungan Sisy dan Matt sampai tidak berbekas.
                                                                                ***
“Laniii.. gw minta foto – foto yang di wedding kemaren donk.. ini customer ada yang minta, mau yang sama gw . Mana yah ?? “ aku bertanya sambil menahan penat, tapi aq malas berdiam diri dan beristirahat karna dengan begitu aku akan segera mengingat Matthew.
“Sy, gw aja yang urus kenapa sih ?? Lu yakin sampe foto aja masih lu yang urus ?? udah lah lu udah cape banget tahu ga , gw liat  lu aja cape Sy. Udah gpp lah , ini kita yang handle. Lu udah terlalu banyak bantuin yang bukan bagian lu. “
“Kalian kan butuh bantuan , EO kita kan lagi rame banget, gpp lah. Toh cuma foto doank kann.. ? udah mana sini fotonya. “ Jawabku enteng, walau aku merasa penglihatanku semakin kabur.
Handphone sisi berbunyi. Panggilan dari Hera. Ada apa lagi Hera meneleponku ?? seharusnya dia sudah tahu aku sudah putus dengan Matthew. Bukankah dia seharusnya sudah puas ?? Namun aku ngin semuanya cepat berakhir. Aku memutuskan mengangkat telepon dari Hera.
“Halo .. “ sapaku agak malas.
“Hai Sisy, gw sekarang di depan kantor lu, bisa ketemu sebentar, ada hal penting yang mau gw omongin. “
“Ga bisa lewat telepon aja Her ?? gw lagi sibuk . “ jawabku singkat.
“Ow.. jadi sekarang , lu takut nemuin gw ?? Atau malu karna lu ga bisa bertahan sama Matthew ?? “ tanya Hera dengan sinis.
 Mendadak darahku mendidih, lelah sudah aku menanggapi gadis ini, dengan sekali pertemuan ini pasti segalanya akan segera selesai. Ok, aku akan menemuinya untuk terakhir kalinya
“Ok, her gw ke sana , setelah ini gw minta lu jangan dateng tiba tiba ke kantor gw tanpa ada appointment . Tunggu gw . “
“Ok.. “ jawab Hera dan  telepon di tutup.
Hera memakai tank top pink dengan cardingan berwarna senada, jeans pendek dan sepatu cats. Dia sudah tersenyum dari jauh, yah .. senyum nya semacam senyum kemenangan.  Kemudian dia  mengambil secarik foto dari dalam tasnya.
“Lu terlihat.. kacau Sy, oiya gw lupa … lu dari dulu kan memang berantakan yah. Susah sih kalo gadis kampung, mau kaya apa juga tetep kampung. “
“Mau lu tuh apa sih ?? kalo lu cuma mau ngehina gw , sorry gw banyak urusan , “ kataku sambil melangkahkan kaki hendak pergi, namun Hera menahanku
“Eit, gitu aja koq marah deh. Gw sama Matt udah balikan, kemarin dia nginep di apartemen gw, nih fotonya “ katanya sambil menunjukkan foto itu kepadaku
Darahku berdesir kencang, mataku sanget berkunang- melihatnya, mendadak dadaku seperti dihantam ribuan palu besi.. sakit..Foto ini.. foto ini, Matt dan Hera berpelukan di atas satu tempat tidur..
“Ohh.. congrats yah.. jadi lu menyesali keputusan lu dulu untuk ninggalin Matthew dan sekarang balikan lagi sama dia ?? Ada lagi yang mau lu omongin sama gw ?? Gw ga punya banyak waktu. “ kataku, berusaha terlihat tegar, dan sama sekali tak terpengaruh dengan foto itu, walau sebenarnya hatiku remuk, dan hancur, bukan hanya berpelukan , namun Matt bertelanjang dada dan Hera pun hanya memakai bra.. Foto yang mengerikan untukku. Jadi apakah arti hubungan dia dengan Matthew selama dua tahun ini ?? Pelampiasan kah ?? Namun aku  tidak boleh memperlihatkan kekecewaaku di depan Hera. Karna itu yang sangat di inginkan Hera.
“Aneh, kenapa dia ga sedih atau kecewa yah, sial kenapa responnya seperti ini  ?? Kalo kaya gini gw ga usah khawatirin apa apa lagi.   kata Hera dalam hati.
“Hera.. ada lagi gak ?? gw ga punya banyak waktu.. “ ulangku.
“Nggak ada cuma itu aja, dan jangan kaget kalo nanti lu dapet kabar kalo gw sama Matthew akan segera menikah. Nanti gw fikirin dulu deh mau undang lu atau nggak”
“Whatever you say, “ kataku sambil melangkah pergi. Dia tidak sadar foto itu masih berada dalam genggamannya.
“Ok.. bye bye.. “ sahut Hera, dengan puas.
Aku tidak dapat menahan perasaanku ketika dia masuk kembali ke kantor,aku tidak dapat percaya bahwa Matthew melakukan hal itu, baru dua bulan sejak kami putus, tapi dengan mudahnya dia .. dia.. kembali ke pelukan Hera.
Dengan cepat aku masuk ke dalam toilet dan menangis sekeras – kerasnya di depan westafel, saat itu sangat sepi dan karyawan lain masih meeting.  Pandanganku mendadak kabur, aku melihat keran westafel jadi dua, dan gelapp..
“Lan.. Sisy mana ?? Gw mw meeting sama dia nih. Kinerja dia dipuji semua customer. Gw tadi liat dia ke toilet, tapi koq ga balik balik yah , udah setengah jem lebih dia ke toilet ?? “
“Umm.. tadi sih setahu gw dia nemuin Hera di luar, kalo lu bilang dia ke toilet ya berarti udah balik, coba gw cek ke toilet. “ kata Lani sambil melangkahkan kakinya ke toilet.
Sesampainya Lani di toilet betapa terkejutnya dia melihat Sisy tergolek lemah di atas lantai dengan wajah sepucat mayat, dengan air mata menghiasi kedua pipinya.
“Sisy !!!,, Ya Tuhan.. Sy, bangun sy.. lu kenapa ?? Sisy.. Tamiiiiiiiiiiii, Lusiiiiiiiiiii, Rickooooooo, siapapun tolong gw.. “ Lani berteriak.. panic sambil mengambil kepala Sisy dan merebahkannya diatas pangkuannya, tangannya menepuk nepuk pipi Sisy lembut. Merasa tak ada yang mendengar Lani mengambil handphonenya dan menelepon Tami.
“Tamm.. Sisy pingsan di toilet , cepet panggil ambulan atau siapapun , detak jantungnya lemah banget Tam,, cepet.. “ kata Lani dengan panikk
“Hah ? Pingsan ?? ok ok.. lu tunggu disitu jangan kemana mana Lan” kata Tami sembil memencet extension  ambulan.
Tak berapa lama kemudian Sisy pun di bawa kerumah sakit, dan dokter mengatakan Sisy sudah sangat lemah dan kritis jika tadi terlambat membawanya ke rumah sakit, mungkin Sisy tidak tertolong. Sisy kelelahan dan stress, juga Sisy tidak mengkonsumsi makanan dengan baik , di tambah beban pekerjaan yang banyak , kurang istirahat , menjadikannya drop dan pingsan.

2 komentar:

  1. Hmm..sabar ea sist..gue ikut prihatin sama kisah kamu...Tetep semangat ea..

    Follow Sukses. Kunjungan Perdana !!

    BalasHapus
  2. ini bukan kisah gw. hahahhaa.. ini cuma ngarang.. n lanjutannya juga belom ada karna sibuk, thanks yah udah baca :)

    BalasHapus